Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bus Rapid Transit

Moda transportasi massal, Bus Rapid Transit (BRT) yang dirancang untuk melayani empat kota yakni Makassar, Maros, Sungguminasa, dan Takalar akan dioperasikan awal 2013. Tahap pertama, Pemprov Sulsel bekerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota di kawasan Mamminasata akan mengoperasikan 15 armada bantuan dari pemerintah pusat. BRT merupakan sistem transportasi cepat, nyaman, aman,dan tepat waktu. Sistem ini ditunjang infrastruktur berupa kendaraan dan dioperasikan terjadwal. BRT dirancang untuk mengurai kemacetan di empat wilayah, khu-susnya beberapa titik jalur utama di Kota Makassar.

“Ini sebenarnya sudah sangat mendesak karena semakin tingginya jumlah penumpang di keempat wilayah ini. Dengan beroperasinya BRT ini, kami harap bisa mengurai kemacetan,” ujar Kepala Dinas Per-hubungan, Informasi dan Komunikasi (Dishubkominfo) Sulsel Masykur Sultan, kemarin. Menurutnya, armada BRT dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti pendingin udara, memuat 28 penumpang, serta biaya angkutan yang relatif rebih murah dari kendaraan umum yang ada sekarang ini.

“Tahun ini kami genjot penyelesaian studinya, berupa perencanaan jalur serta biaya yang akan dibutuhkan nan-tinya,” katanya. BRT Mamminasata ini akan menggunakan jalur yang ada saat ini.Namun pada beberapa titik tertentu, akan dibuatkan jalur khusus sehingga tidak mengganggu jalan umum. Kendati demikian, Masykur menolak membocorkan mengenai titik yang akan dibuatkan jalur khusus BRT tersebut.

Dia berdalih,sementara ini masih dalam proses studi dan pembuatan detail engineering design (DED). Masykur menambahkan, kehadiran 15 angkutan baru tersebut tidak akan mengganggu angkutan umum yang telah hadir terlebih dahulu, seperti petepete. Menurutnya, armada perintis ini nantinya juga akan memiliki halte khusus yang akan dibuat oleh pemerintah daerah masing-masing.

BRT ini juga dirancang untuk bersinergi dengan monorel Mamminasata serta kereta api lintas Makassar- Parepare. Sehingga, beberapa halte transportasi massal ini nantinya akan digabungkan pada beberapa titik. “Kalau untuk kereta api Makassar-Parepare, rencananya akan mulai pembebasan lahan 2013 nanti. Sedangkan untuk monorel,tahun ini sudah masuk proses tender,” bebernya.

Sebelumnya, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengingatkan kepada seluruh kepala daerah untuk menjamin pembebasan lahan kereta api (KA) Makassar-Parepare yang akan dimulai pada tahun depan. Jika tidak, kata Syahrul, pembangunannya terancam tersendat. “Persoalan tanah, para bupati harus menjaminnya. Saya pengalaman dengan poros Makassar- Parepare. Bupati harus bisa menjaminnya,” katanya ke-pada wartawan.